Jadi Khatib Shalat Ied, Rektor Uniga tegaskan “Islam adalah Agama yang memberikan pemahaman bukan memaksakan pemahaman” 

Garut, Rektor Universitas Garut (UNIGA), Dr. Ir. H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng. bersama keluarga berkesempatan melaksanakan Sholat Idul Fitri 1443 H/2022 M. di Masjid At-Taufiq Jl. Patriot Tarogong Kidul Garut, Senin (02/5/2022). Dimana Rektor Uniga bertindak langsung sebagai khatib.

Mengawali khutbahnya, Rektor Uniga mengungkapkan “Hari ini kita merasa sedih sekaligus gembira. Sedih karena kehadiran Ramadhan terasa cepat berlalu, padahal momentumnya belum kita maksimalkan untuk mengokohkan ketaqwaan kepada Allah Swt. Meski begitu, kita juga merasa gembira, karena hari ini kita mendapatkan hari kemenangan dengan menjadi insan yang kembali kepada fitrah, suci dari segala noda dan dosa”, ungkapnya

Rektor uniga dalam khutbahnya menyerukan Walaupun bulan ramadhan telah berlalu, tapi kita harus tetap memperkuat dan memperkokoh ketaqwaan kita kepada Allah Swt. serta mampu menjada fitrah kemanusiaan dengan saling memaafkan antar sesama manusia. Sebab ciri atau karakter orang bertaqwa adalah salah satunya bagaimana kita mampu mema’afkan kepada orang lain.

Mengutip Hadits Nabi Saw bersabda kepada Uqbah bin ‘Amir r.a. “Wahai ‘Uqbah maukah engkau ku beritahukan budi pekerti ahli dunia dan akhirat yang paling utama? Yaitu: Melakukan shillaturrahiim (menghubungkan kekaluargaan dengan orang yang telah memutuskannya), memberi pada orang yang tidak pernah memberimu, dan mema’afkan orang yang pernah menganiayamu”.

Dihadapan ratusan Jemaah Rektor Uniga mempertegas ajaran Islam yang sangat mulia dan agung. Islam sangat mengedepankan perdamaian bukan pertentangan, mendahulukan persamaan bukan perbedaan; mengutamakan pengertian, bukan pemaksaan; mementingkan kejernihan, bukan kekeruhan; membuat kerendahhatian, bukan ketakabburan; menorehkan berbagai kemaslahatan/kebaikan, bukan kemadharatan/kerusakan; mendahulukan kepentinggan orang banyak, bukan kepentingan pribadi.

“Inilah agama Islam adalah agama yang membawa rahmat bukan membawa musibah. Agama yang membawa manfaat bukan masalah. Agama yang beradab bukan biadab. Agama yang merangkul bukan dengan cara-cara memukul. Agama yang membina bukan menghina. Agama yang mengajak bukan mengejek. Agama dengan hati bukan dengan membenci atau mencaci maki. Agama yang mengajak taubat bukan dengan menghujat. Agama yang memberikan pemahaman bukan memaksakan pemahaman. Agama yang memberikan argument bukan dengan sentiment. Agama yang ramah bukan dengan marah”. Ungkapnya.

Islam juga merekomendasikan pentingnya harmonisasi antar sesama umat manusia meski dengan latar belakang berbeda. Islam meniscayakan agar setiap muslim hendaknya menumbuhkan sikap dan perilaku silih asih, asah dan asuh, serta tidak saling curiga, saling membenci, saling menghujat.

Ketua PHBI Mesjid At-Taufiq menambahkan sengaja mengundang Dr. Ir, Abdusy Syakur Amin, M.Eng untuk kembali membangkitkan semangat ukhwuah islamiah yang pernah digagas Orang Tuanya Dulu Prof. H. Cecep Syarifudin saat pertama Mesjid At-Taufiq ini berdiri, “beliau di lahan pertuigaan Jalan patriot yang saat ini jadi masjid At-Taufiq pernah berdakwah mengajak memberikan motivasi agar selalu menegakan nilai nilai islam” Ungkapnya. (abr)